Wanita Perkasa
Aku mungkin
menyebalkan. Selalu membuatmu marah dengan apa yang aku kerjakan. Aku mungkin
menjengkelkan. Selalu membantah apa yang kamu katakan. Semua kenakalan-ku. Tingkah
laku-ku. Pasti membuatmu lelah
Aku belum
mengerti apa itu hidup. Sampai kamu datang dan mengajarkan-ku apa arti itu
sebenarnya.
Ocehan-mu. Omelan-mu.
Marah-mu. Mungkin membuatku kesal. Tapi sebesar apapun marahku padamu, pasti
tak sebanding denganmu jika aku ingin memperhitungkannya. Aku tak pernah
bayangkan seberapa besar kesalnya kau padaku sejak aku kecil. Tapi yang aku
tau, kamu adalah bidadari tuhan yang paling mulia. Bidadari ang diturunkan-Nya
untuk melindungi dan membimbingku di dunia yang kejam ini. Bidadari yang
memiliki hati yang tak ternilai harganya. Bidadari yang memiliki hati berlapis
kristal putih, menandakan kesucian dan kedamaian.
Sakit. Lelah. Jerit.
Beban.
Mungkin itulah
yang engkau rasakan saat aku berada dirahim-mu. Saat kau membawaku kemanapun
kau pergi. Selama 9bulan. Saat kamu melahirkanku dengan penuh tenagamu. Mempertaruhkan
hidup dan matimu demi seorang bayi kecil yang dititipkan oleh-Nya. Aku mulai
bernafas. Menggerakan jari jemari kecilku. Berteriak. Seakanakan aku
berterimakasih padamu atas pengorbananmu yang sudah susah payah merawatku
selama 9bulan di perutmu itu.
Pukul 3malam. Aku
terbangun. Merengek meminta setetes susu. Rewel. Sangat rewel. Kau terbangun. Mengalahkan
rasa kantuk-mu yang mungkin bertambah akibat lelahnya bekerja dan merawatku
dari siang yang lalu. Kamu rela terbangun, hanya untuk menenangkanku kembali,
agar aku kembali tidur dengan pulas. Begitu banyak pengorbanan begitu banyak tetesan
keringat. Begitu banyak air mata yang mungkin terjatuh. Aku tak pernah
membayangkan betapa tuhan bisa menciptakan
seorang manusia dengan begitu banyak kemuliaan didalamnya.
Aku sudah mulai
merangkak. Berjalan. Dan bersekolah. Waktu-ku tak lagi sebanyak dulu untukmu. Bahkan
hanya sekedar bercanda tawa kecil bersamamu. Aku mengerti, aku mulai beranjak
dewasa. Dan kau sangat khawatir. Aku tau. Menunggu setiap kabar dariku. Menungguku pulang.
Menunggu setiap senyuman kecil yang akan aku lontarkan.
Kadang aku
mendengarmu menangis disuatu malam. Ingin rasanya aku menanyakan apa yang kamu
rasa. Tapi esok pagi kamu selalu terlihat kuat. Kau kuat didepanku. Didepan anak-mu
ini. Padahal aku tau, pasti ada sesuatu yang terjadi padamu. Kau tak pernah
memintaku ini itu. Kamu hanya memintaku untuk menurut-ti apa yang kamu
perintahkan. Sederhana. Tapi aku? Aku selalu menuntut ini itu. Tak sebanding
bukan? Aku mulai mengerti, pengorbananmu sangatlah besar. Hanya untuk seorang
anak yang menyebalkan ini. Aku mulai mengerti, mengapa kamu marah karena
tingkahku. Hanya untuk menjadikanku manusia yang lebih baik lagi.
Hari ini, tanggal
22 desember. Aku mengulang kembali apa yang pernah kamu korbankan padaku. Dari hal
terkecil, hingga hal paling besar. Dari aku kecil, hinggaku sekarang. Aku takkan
bisa membalas budimu. Aku tau. Aku tak akan bisa membalas kesucian hatimu. Aku tau.
Dan aku juga tak akan bisa membalas pengorbananmu. Aku tau itu. Yang akan aku
lakukan untuk menebus sebagian kecil dari apa yang kau lakukan, hanyalah
berjanji akan menunjukan padamu bahwa aku akan menjadi sosok anak yang
membanggakan nantinya.
Jangan pernah
menyalahkan dirimu atas apa yang terjadi. Jangan pernah merasa bahwa kau tak di
anggap. Jangan pernah merasa bahwa kau tak dipedulikan lagi. Tanpa kamu tau, aku
(anakmu) selalu menaruh namamu ditempat spesial dihati ini. Disetiap doa yang
aku panjatkan. Disetiap hariku. Disetia apapun yang aku lakukan. Jangan pernah
merasa tersia-siakan. Karena tanpa kau tau, aku (anakmu) selalu berterima kasih
atas apa yang telah kau lakukan. Walau kadang tak pernah terucap dari bibir
ini. Kamu, selalu berada ditempat spesial. Jadi janganlah kamu menganggap kalau
kau tak pernah aku fikirkan.
Terima kasih atas
apa yang telah kamu berikan. Atas apa yang telah kau lakukan untuk sekedar
menjadikanku manusia yang bermanfaat. Aku
tak pernah bisa membalas jasamu. Tapi yang aku bisa hanyalah berterima kasih. Terimakasih
ma. Sudah mau repot mengurusku sejak dari kecil. Sudah mau memberikan omelannya
untukku. Sudah mau memberi tauku jika ada yang tidak benar.
-Dari seorang anak yang menempatkan
nama ibunya dihati terdalam
-Untuk ibu yang telah berjasa dalam
hidupnya
Selamat hari ibu,
untuk wanita perkasa di seluruh dunia(:
Comments
Post a Comment